”Peluang dan Tantangan ASEAN Community 2015 dalam Perspektif HMI” (Tema LK II dan LKK HMI Sampit)

Sejatinya, banyak kalangan sangsi bahwa Indonesia akan mampu menghadapi rencana pengintegrasian kawasan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal (Asean Community). Masih terbengkalainya penyediaan sarana infrastruktur, lemahnya daya saing, serta ketergantungan terhadap barang impor menjadi beberapa alasan utama. Padahal, rencana implementasi ASEAN Community tinggal satu setengah tahun lagi. Seperti tertuang dalam Declaration Of ASEAN Concord II (Bali Concord II) pada Oktober 2003, Komunitas Tunggal Masyarakat Asia Tenggara ini akan diberlakukan pada tahun 2015 mendatang. Kesepakatan ASEAN Community sendiri berisi komitmen pengintegrasian tiga sektor utama, antara lain ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community (AEC), dan Asean Socio-Cultural Community (ASCC).

Rasanya, cukup wajar apabila pemerintah waspada terhadap AEC. Pengintegrasian wilayah ASEAN itu berarti menciptakan pasar dengan cakupan wilayah seluas 4,47 juta km persegi dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 601 juta jiwa. Kondisi ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia, sekaligus merupakan tantangan yang harus dihadapi.

Memang sulit untuk menyatukan semua elemen yang ada di dalam ruang lingkup ASEAN ini , dimana dengan berbagai kultur budaya dan masyarakat sosial diantara ke sepuluh Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara ini sulit untuk menyatu dan saling peduli diantara satu sama lainnya. Hanya sedikit kasus ditemui Negara di kawasan ASEAN ini bisa saling peduli dan kompak dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu bingkai kesatuan yang dinamakan ASEAN. Kita contohkan saja masih banyak gesekan-gesekan dan persaingan ekonomi yang tidak sehat dikalangan Negara-Negara ASEAN ini mulai dari yang sering terjadi yaitu perselisihan mengenai patal batas wilayah kedua negara yang saling bertetangga sampai perebutan dan pengklaiman warisan budaya diantara kedua negara yang berselisih. Ini semua membuktikan bahwa Negara-Negara yang berada dalam bingkai ASEAN ini masih belum solid, belum menyamakan visi satu tujuan dan belum peduli pula terhadap satu sama lain.

Asean Comunity 2015 merupakan tantangan HMI kedepan karena HMI adalah wadah berkumpulnya pemuda-pemuda intelektual islam dan pemersatu berbagai elemen penting bangsa ini. Melihat kebelakang HMI merupakan produk sejarah yang takterhindarkan dari duaperistiwa penting sejarah (umat) Islam di bumi nusantara,yakni sejarah permulaan Islam masuk di bumi nusantara dan sejarah kebangkitan muslim nusantara (yang dipimpin kaum intelegensia) untuk Membebaskan bumi nusantara dari penjajah kolonial Belanda.

Pemaknaan yang seperti ini bukanlah sesuatu yang mengada – ada karena semangat Islam masuk kebumi nusantara yakni syiar Islam, dan semangat kaum intelegensia muslim awal abad ke-20 untuk memerdekakanIndonesia tercermindalam duatujuan awal berdirinya HMI pada 5 Februari 1947 bertepatan dengan 14Rabiul Awal 1366 H, yaitu (1) mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, dan (2) menegakkan danmengembangkan ajaran agama Islam.

Hal diatas menggambarkan HMI mampu berperan dari masa kemasa dan dengan keyakinan sesuai motto HMI yaitu Yakin Usaha Sampai maka HMI mampu berada di garda terdepan dalam Comunity Asean 2015 melalui Forum Intermediate Training (LK-II) dan Latihan Khusus Kohati (LKK) HMI Cabang Persiapan Sampit bentuk ikhtiar HMI dalam rangka mencapai kemajuan Indonesia melalui ASEAN COMUNITY 2015 menuju Dunia.

Satu komentar pada “”Peluang dan Tantangan ASEAN Community 2015 dalam Perspektif HMI” (Tema LK II dan LKK HMI Sampit)”

Tinggalkan komentar